Kamis, 30 Juli 2009

wudlu

Wudlu




Wudlu adalah bersuci dari
hadast kecil, tapi ada yang bertanya kalau tayamum dengan
debu apa tidak menjadi lebih kotor?.





Hadast besar atau junub disucikan segera
dengan mandi besar atau mandi junub, bila harus
sedikit di tunda maka dapat ditunda dengan wudlu dulu.



Najis terkena anjing harus dicuci
dengan
air dan tanah sebanyak tujuh kali.



Najis dari buang air besar dibersihkan
dengan batu sebanyak tiga kali, dan kita tidak usah
korek-korek sisanya sampai kedalam anus.



Kurang lebih demikianlah aturan
kita menghadapi apa yang namanya hadast, kotoran ataupun najis, yang
senantiasa menemani kehidupan kita, yang rasanya kalau
mau dihilangkan adalah mustahil sebab kita manusia senantiasa
membawa najis serta kotoran tersebut didalam perut
kita, kita harus mencukupkan menanganinya dengan
cara-cara yang telah Allah berikan, diluar itu semua hanya Allah
saja yang menilai masalah kebersihan serta kesucian manusia.



Bila kita berlebih-lebihan bahkan
hingga ketakutan akan kotor tersebut, maka akan dapat menimbulkan
penyakit
sitangan bersih bahkan akan menjadi sasaran
empuk dari syaitan dengan jebakan kurang terusnya yang
terkenal ampuh, sehingga kita merasa kurang bersih terus dan
belum siap beribadah terus karena merasa masih kurang bersih,
padahal buang angin saja yang sangat kecil serta
meragukan, dianggap tidak dianggap membatalkan wudlu dikarenakan
dianggap hembusan syaitan agar kita was-was serta
meragukan wudlu kita.



Selain relatif membersihkan
tubuh kita, sebenarnya wudlu itu sendiri adalah mensucikan
jiwa
kita dari rong-rongan atau ikatan duniawi, dengan
mengingatkan kita kepada akhirat, air dapat
membangunkan kita yang terlelap dalam buaian dunia,
sedangkan debu atau tanah akan mengingatkan kita akan asal kita yang
dari tanah akan kembali ketanah hanya jiwa kita saja
yang nantinya harus menghadapi akhirat, oleh karena itu tayamum akan
membangunkan jiwa kita yang sedang diikat
dunia atau tanah, jika tanah kembali jiwanya mau
kemana?.



Ada segolongan orang yang sangat
takut
kepada kotor maupun najis, sehingga mereka sangat
takut jika harus bersentuhan dengan orang lain, mereka
takut orang tersebut jorok terhadap kotoran dan najis
sehingga akan mengotori mereka, mereka menganggap orang lain
tidak
becus menjaga kebersihan dirinya, tidak seperti mereka
yang merasa pandai menjaga kebersihan diri, tetapi
melupakan
keutamaan silaturahmi, memupuk
prasangka buruk kepada orang lain, merasa suci tubuh
tetapi mengotori jiwa sendirinya, menghakimi orang
lain mendahului Allah yang memberikan cara yang sederhana
dalam bersuci serta mereka menjauhkan islam dari rahmat
semesta
alam menjadi rahmat bagi mereka
sendiri saja.



Sungguh orang-orang seringkali
mengarang
cara bersuci sendiri, yang sebenarnya Allah
memberi cara-cara yang sederhana yang siapa saja dimana saja
akan
dapat melakukannya, lebih mengutamakan
kesucian serta kejujuran jiwa manusia itu sendiri,
hanya kepada Allah lah kita menyerahkan segala keputusan
dari hasil usaha kita.



Dalam islam, bila seseorang
menyadari
perbuatannya yang salah maka secara otomatis
akan dianggap taubat atas perbuatan tersebut, maka Allah yang Maka
Pengampun akan mengampuni kesalahan tersebut, sebab
hal itulah maka bila kita saat berwudlu air kita mengingat
kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh anggauta
bagian tubuh kita yang kita basuh tersebut, Allah akan
mengampuni dosa-dosa tersebut digugurkan bersama
basuhan air wudlu tersebut, semua itu disebabkan kita memohon
ampun kepada Allah yang Maha Suci lagi Maha Pengampun agar Allah
mensucikan kita dari dosa-dosa keseharian kita saat
kita terbangun dari dunia untuk menghadap kepada
Allah, demikian pula dengan tayamum, dosa-dosa kita digugurkan
bersama debu yang kita usapkan kepada tangan kita yang
berarti perbuatan kita, serta wajah yang berarti jiwa kita.



Rasulullah SAW menyarankan kepada kita
memakai baju yang bermotif atau bercorak, tidak
memakai baju yang polos ataupun putih polos sama
sekali, hal ini mirip dengan himbauan menutupi uban dengan pemakaian
pewarna rambut yang tidak menjadikan rambut kita hitam,
sehingga kita lupa kepada usia sendiri, begitu pula
dengan corak ataupun motif di baju kita, salah satu
kegunaanya adalah supaya kita senantiasa ingat bahwa kita sebagau
manusia tidak akan pernah dapat menjadi suci tanpa
noda samasekali, tidak akan disempurnakan hajat manusia agar manusia
tersebut pandai bersyukur, juga dalam hal kesucian ini jangan sampai
kita terjebak menjadi keledai putih bertelinga panjang,
atau merasa suci padahal menjadi tunggangan dajjal.



-=*=-



Tidak ada komentar: