Kamis, 30 Juli 2009

shalawat

Shalawat






Sehari-hari kita banyak sekali mendengar
orang-orang bershalawat dengan bermacam-macam model shalawat,
dari
yang paling simple sampai dengan yang sangat panjang,
mengapa bisa sedemikian banyaknya ragam shalawat,
sampai kita tidak tahu lagi shalawat apa yang kita
dengar itu.







Setelah diamati sekian lama, akhirnya
dapat dimengerti juga sedikit penjelasan tentang
shalawat yang sangat beragam itu, kiranya shalawat itu sendiri
merupakan pengejawantahan rasa terimakasih kita kepada
Rasul Allah, bahkan shalawat yang paling pendek justru
merupakan peringatan kepada kita agar menjadi orang
yang tahu terima kasih atau lebih tegasnya adalah tahu
diri, sebab tahu diri adalah cikal bakal dari tawadhu
dan kehambaan manusia, bagaimana tidak, kita harus berterima kasih
setelah kita di tolong dari bahaya bencana setelah
kematian, sedangkan orang yang merasa tertolong dari ancaman
kematian saja merasa hutang nyawa kepada penolongnya, apalagi
ini
hutang surga.




Shalawat itu sendiri kalau dilihat dari
sudut
fungsinya, maka shalawat merupakan bukti dari
persaksian kita dalam syahadat, sebab kita mengenal
Allah melalui utusannya, berterima kasih kepada utusannya tentu saja
merupakan bukti bahwa kita mengakui kebenaran serta
ketulusan utusan tersebut, jika kita ada orang yang memperkenalkan
kita kepada presiden sudah pasti kita akan berterima kasih pada
orang tersebut, apalagi memperkenalkan kepada Tuhannya
yang dalam naluri kita senantiasa mencari Tuhan sebagai sembahannya,
jadi shalawat itu sendiri adalah penguat dan penebal
syahadat kita.




Bila Shalawat kita pandang dari sisi do'a
yang bila kita mendo'akan orang lain dengan tulus maka
kita akan mendapatkan yang sama dengan yang dido'akan
tersebut, maka shalawat merupakan do'a yang pasti
terkabul dan kita pasti akan mendapatkan yang sama, sungguh ini
merupakan
tip dan trik yang diberikan oleh Allah yang
Maha Pengasih lagi Penyayang, yang telah memberikan suatu do'a yang
pasti terkabul, hanya masalah ketulusan kita kepada
syahadat saja yang menjadi kuncinya.




Oleh karena itu peliharalah shalawat kita
agar tidak digerogoti kelalaian, sehingga tetap
terjaga fungsinya sebagai sebuah do'a yang super
makbul.




Dengan shalawat kita juga dapat
terjaga dari bahaya ingkar sunnah yang dapat menyeret kita kepada
kemurtadan yang jangan pernah kita sampai menyentuhnya.




Shalawat juga merupakan sarana kita
bersyukur karena telah diberi penerangan dari
kegelapan yang menyesatkan pada kebodohan, sedangkan apa-apa yang
kita syukuri Allah berjanji akan melipat gandakannya.




Shalawat merupakan penutup dari setiap
do'a agar tidak terkatung-katung do'anya, sebab akan
dalam berdo'a akan dipertanyakan punya siapa, kepada siapa
serta
tahu dari siapa do'a yang sedang dipanjatkan tersebut.




Shalawat juga dapat menjadi tanda
pengenal bagi kita agar dapat ikut dalam perahu
syafa'at di padang mahsyar nanti.




-=*=-



Tidak ada komentar: