Kamis, 30 Juli 2009

ghaib

Ghaib






Masalah ghaib adalah masalah yang
banyak
dipenasari oleh orang, sebenarnya percaya kepada
ghaib adalah salah satu rukun dari rukun iman, hanya saja
kebanyakan
orang memandang ghaib dari sudut kepentingan
dirinya sendiri, bukan makna dari keberadaannya,
sehingga
banyaklah yang terseret kepada kemusryikan.







Didalam rukun iman, iman kepada yang ghaib
sebenarnya hanyalah pemberitahuan kepada kita bahwa
yang tidak terlihat itu tidaklah berarti tidak ada,
oleh karena itu maka diadakanlah makhluk ghaib yang tidaklah
sempurna keghaibannya, sehingga kadang-kadang bocor
menjadi terlihat atau terdengar, kebocoran itulah yang sebenarnya
dapat menjadi pelajaran yang penting, sebab dengan
bocornya keghaiban makhluk tersebut kita jadi mengerti atau
mengetahui bahwa ada sesuatu yang tidak terlihat oleh mata kita
kecuali
sekali-kali saja kalau terjadi kebocoran
keghaibannya yang tidak sempurna itu, dengan mengetahui sesuatu yang
tidak terlihat tetapi ada tersebutlah kita sedikitnya
dapat menghayati keberadaan Allah yang Maha Ghaib, yang sangat
sempurna keghaibannya, yang tidak akan pernah bocor dan
terlihat oleh kita, kecuali kalau Allah sendiri yang berkehendak,
atau kalau kita dapat sampai ke sisinya pada saatnya nanti.




Jadi sebenarnya guna
keghaiban di dunia ini hanyalah agar kita dapat sedikit memahami
ataupun menghayati keberadaan Allah yang Maha Ghaib, oleh karena itu
janganlah kita menyalah gunakan keghaiban itu menjadi
sesuatu yang kita anggap hebat atau luar biasa, karena sudah jelas
bahwa dari semua makhluk ciptaan Allah, hanya manusialah yang paling
mulia, karena manusia diciptakan dengan segala
kelebihan serta kekurangannya, yang tidak dimiliki oleh makhluk
lain, manusia dapat menggabungkan baik dan buruk menjadi
jalan tengah, tidak seperti makhluk lain yang hanya baik saja, yang
hanya buruk saja, yang memilih yang baik saja ataupun yang hanya
memilih yang buruk saja, yang memilih salah satu saja itulah yang
membuatnya
jadi berlebih-lebihan, tidak bisa mengambil
yang sedang-sedang saja, sebab hanya dengan menimbang
antara baik dan buruklah yang akan membuat kita menjadi bijaksana.




Sebenarnya manusia itu adalah makhluk
yang
paling mudah berprasangka, sehingga sulit untuk
mempercayai orang lain, tapi sungguh sangat mengherankan banyak
sekali orang percaya kepada makhluk yang mereka tidak dapat
melihatnya, sehingga mau menuruti atau taat kepada
anjuran-anjuran makhluk tersebut, sedangkan kepada sesama manusia
yang
jelas-jelas dapat dilihatnya sulit sekali untuk
percaya, malah percaya kepada makhluk yang rupa aslinya sama sekali
belum diketahui, kecuali rupa tiruannya yang namanya
juga tiruan ya tentu saja palsu, tetapi tetap saja, bahkan melihat
kepalsuannya tersebut malah makin percaya karena merasa dapat
melihat serta berkomunikasi dengan makhluk yang biasanya
tidak dapat dilihat, mungkin juga karena merasa makhluk ghaib itu
dapat
melakukan keajaiban-keajaiban yang sebenarnya
bagaimana mereka lakukan yang menurut mereka ajaib itu di
belakang
layarnya mungkin saja hanya tipuan seperti sulapan,
misalnya kita minta emas kepada mereka, tahu-tahu emas tersebut
tersedia didepan kita, tentu saja kita merasa itu suatu keajaiban,
padahal sebenarnya emas itu mereka ambil dari lemari
tetangga atau darimana saja maunya mereka, toh kita tidak akan tahu
sebab mereka lakukan semua itu dibelakang layar ghaib
yang kita tidak bisa lihat, karena tidaklah mungkin mereka
menciptakan emas, mereka sama saja dengan kita tidak bisa
menciptakan apa-apa, hanya Allah yang Maha Pencipta sajalah yang
dapat mencipta segala sesuatu, bahkan makhluk yang bila terlihat
selalu menyamar tersebut dapat menyamarkan kotoran
menjadi emas dimata kita.




Sangat berbeda segala-sesuatunya
antara
makhluk ghaib dengan Allah yang Maha Ghaib, walaupun
Allah Maha Ghaib sehingga tidak dapat terlihat oleh mata kita
samasekali, namun kita dapat melihat keberadaanya dari
segala ciptaanNya serta dari segala pemberiannya kepada kita,
bila
memang kita mau merenungkannya serta berusaha
menghayatinya.




Makhluk ghaib yang selalu muncul dengan
bentuk tiruan tersebut seharusnya membuat kita berfikir beribu-ribu
kali untuk berhubungan dengan mereka, sebab bentuk
yang mereka tiru tersebut terutama kalau manusia tentunya belum
tentu atau bahkan kemungkinan besar belumlah dimintakan
idzinnya
untuk ditiru atau dipergunakan rupanya untuk
keperluan mereka, apakah kita senang jika ada orang
lain mengaku-ngaku kita kepada orang lain, apalagi kalau
dipakai
berbuat keburukan, misalnya menipu, memperdayai,
tentu saja kita akan marah, makhluk tersebut tentu saja tidak
dapat
mencipta rupa baru, dan sudah pasti meniru rupa
seseorang yang tentu saja orang tersebut akan merasa
difitnah oleh penyaru tersebut, oleh karenanya tentu saja seharusnya
kita berkeberatan bila harus berhubungan dengan
siapapun yang memfitnah orang lain, apalagi kalau mereka meniru rupa
sebagian manusia sebagian lagi rupa yang buruk-buruk
ataupun binatang, tentu saja perbuatan tersebut adalah perbuatan
fitnah terhadap seluruh manusia.




Banyak orang tergiur oleh janji-janji dari
makhluk ghaib, padahal bagaimana kita dapat
mempercayai janji dari makhluk yang rupa serta penampilannya saja
sudah palsu, tentu saja janjinyapun kurang lebih ya
janji palsu bahkan menurut rujukannya bahwa mereka biasa
memberikan ramalan yang benar satu dengan seribu yang bohongnya,
namun banyak saja orang yang rela menerima seribu
kebohongan demi benar yang hanya satu, sungguh sangat merugilah
orang tersebut, sebab sudah rugi seribu kibul ditambah
lagi satu yang benar dengan hukuman mempercayai ramalan adalah
kehilangan setengah imannya, apalagi kalau mempercayai seribu
kibulannya itu, barangkali sudah minus imannya, lagipula apa baiknya
ramalan itu, sebab semua orang inginnya mendengar
ramalan yang bagus-bagus saja, tidak ada yang mau diramal kapan akan
mati.




Oleh karena itu alangkah baiknya kalau
kita membatasi hal-hal yang ghaib tersebut hanya pada
penghayatan kepada Allah yang Maha Ghaib, serta kepada keghaiban
akhirat beserta isinya saja.




-=*=-


Tidak ada komentar: