Kamis, 30 Juli 2009

benar

Kebenaran






Pada umumnya semua orang merasa
benar sendiri, begitu juga golongan serta negara, semua mempunyai
ukuran-ukurannya sendiri terhadap kebenarannya.







Kebenaran yang hakiki adalah
kebenaran akan sesuatu yang disampaikan dari pembuat
sesuatu tersebut melalui penyampai atau utusan yang terpercaya,
sebab hanya pembuatnya saja yang mengetahui dengan persis apa
yang dibuatnya tersebut, sebagaimana perusahaan kendaraan merek
tertentu, maka perusahaan tersebut tentu mengeluarkan buku
panduan
cara merawat kendaraan yang mereka buat, dan tentu
saja mereka tidak membuat panduan untuk perawatan kendaraan dari
perusahaan lain, karena mereka tidak tahu persis bagamana perusahaan
lain membuat kendaraannya.




Begitu juga cara merawat manusia, tentu
hanya pembuat manusia lah yang benar-benar tahu
bagaimana cara merawat manusia, begitu tentang manusia, maka begitu
pula tentang alam semesta, tentu hanya Allah saja
sebagai pencipta manusia dan alam semesta yang
mengetahui sebenar-benar cara merawat dan cara untuk
mengendalikannya.




Banyak orang berusaha mencari cara
makan serta diet yang benar, bahkan sampai ada daftar segala makanan
dengan kandungan isinya sehingga orang dapat mengatur
makan ini-itu, segini-segitu juga harus begini-begitu agar tetap
sehat, kuat, bagus dan lain sebagainya, begitu sulitnya orang-orang
tertentu yang merasa ingin dianggap lebih tahu dari
Allah dalam hal tubuh manusia itu mengarang aturan
sendiri berdasarkan penelitian yang mereka lakukan serta mereka
anggap paling benar, padahal Allah yang menciptakan
manusia dalam hal makanan cukup menerangkan makan
sesudah lapar berhenti sebelum kenyang, hanya memakan
yang halal serta berpuasa, tentunya jika
tidak mau mengikuti petunjuk yang diberikan oleh Allah
maka akan menjadi sulit dan bertele-tele plus
tidak
terjamin kebenaran hasilnya.




Manusia dengan segala rasa
lebih tahunya yang anti tawadhu itulah yang membuat
segala sesuatu seharusnya mudah, menjadi rumit serta
bertele-tele, ditambah lagi keinginan menumpangkan
kepentingan pribadi ataupun golongannya menjadikan semakin tidak
jelas dan menjauh dari kebenaran Allah.




Sudah banyak manusia bahkan yang
mengaku
muslim sekalipun yang menjadikan kebenaran
berpatokan kepada banyaknya orang yang setuju,
bukannya kepada kebenarannya itu sendiri, sehingga
kalau orang terbanyak yang dapat dibeli menyatakan
benar maka sesuatu yang salahpun akan
menjadi benar, padahal Allah sudah mengingatkan bahwa yang
selamat adalah golongan yang sedikit, yaitu
orang-orang yang menempatkan Allah diatas segala-galanya
dengan
sesadar-sadarnya..




Menurut  rujukan ciri-ciri akhir
jaman, pada saat akhir jaman tersebut hampir semua manusia
terseret
oleh kebenaran dajjal dan tercabut
dari kebenaran Allah, oleh karenanya kita haruslah benar-benar
mewaspadai kebenaran yang mana yang akan kita ikuti, kebenaran makan
daging steik secara umum adalah dengan garpu di tangan
kiri lalu pisau di tangan kanan, yang menyebabkan kita
menjadi makan dengan tangan kiri, sedangkan yang makan dengan
tangan kiri adalah syaitan, di kening dajjal ada tulisan kafaro yang
berarti kafir yang hanya dapat dibaca oleh orang
muslim baik ia dapat membaca tulisan maupun tidak,
apakah kita dapat membaca tulisan tersebut?, lalu
bagaimana
membacanya agar kita tidak termasuk
orang-orang yang terseret dajjal?.




Di gua hira tempat Rasulullah SAW merenung,
Ia yang tidak dapat membaca tulisan di suruh membaca,
bacalah... bacalah... bacalah dengan nama Tuhanmu,
jadi bacalah atau renungkanlah segala sesuatu dengan
mengingat Allah, maka jika sesuatu tersebut kembali kepada
mengingat Allah ataupun kembali kepada kebenaran Allah maka sesuatu
tersebut memang benar dari Allah, namun jika sesuatu
tersebut tidaklah kembali kepada Allah, maka tentu
datangnya bukan dari Allah melalui RasulNya.




Di jaman sekarang ini sudah banyak sekali
usaha dari pasukan dajjal yang berusaha
menjelek-jelekan pribadi Rasulullah SAW dari seribu sisi
kebenaran menurut umum yang memang sudah dibina
oleh dajjal selama puluhan bahkan ratusan tahun,
sehingga orang yang tidak berpegang kepada kebenaran
Allah akan melihat Utusan Allah yang terpercaya tersebut
menjadi
mempunyai banyak sifat yang tercela dimata
umum, sungguh ini adalah hal sangat perlu diwaspadai,
sebab kehilangan figur Rasulullah SAW saja berarti
kita sudah kehilangan syahadat kita, maka dengan
sendirinya bila tercela yang menyampaikan tentu akan
tercela pula yang disampaikannya, akhirnya akan tercela pula yang
menyuruh
menyampaikannya, jika yang demikian itu terjadi
maka hilanglah segalanya.




Jadi kebenaran manakah yang
akan kita ambil?, kebenaran yang segalanya akan mengembalikan
kita pada kebenaran Allah, ataukah kebenaran yang
menguntungkan
kita pribadi namun menghancurkan
kebenaran
Allah serta RasulNya? alias menjual
agama demi kepentingan pribadi, dan hanya kepada Allah lah semua
akan kembali untuk menerima ganjaran sesuai
perbuatannya didunia.




-=*=-



Tidak ada komentar: