Kamis, 30 Juli 2009

istri

Istri






Seperti apakah istri yang baik?,
tentunya sangat berbeda-beda pendapat
mengenai hal istri ini, bahkan seringkali terjadi
kekeliruan antara baik dengan cantik, baik itu cantik
wajah maupun cantik tubuh.







Mengapa sering terjadi kekeliruan
antara
baik dengan cantik?.., rasanya bila
kita amati lebih jauh kekeliruan ini terjadi, dikarenakan banyaknya
expose atau pertunjukan kecantikan tubuh serta
wajah wanita yang sebenarnya merupakan aurat wanita di
berbagai media, baik itu sebagai iklan, model, filem
ataupun pembawa acara yang menjadikan laki-laki
terlalu banyak memandang aurat wanita, sehingga
tuntutan birahinya tanpa disadari menjadikan
atau
membuat imajinasi sosok pasangan ataupun
idola berdasarkan selera syahwatnya, dan
bukannya
berdasarkan akal sehatnya maupun
syariatnya.




Begitu kekeliruan yang
terjadi dengan munculnya sosok istri berdasarkan
selera syahwat pada laki-laki, begitu
pula akibatnya kepada para perempuan yang
menjadi
berlomba-lomba mempertontonkan auratnya kepada
laki-laki sebagai tolok ukur pilihan laki-laki
dalam
mencari istri.




Padahal ukuran yang paling
penting bagi seorang istri adalah yang ridho
dengan
suami yang dijodohkan oleh Allah,
sehingga dapat berbakti sepenuhnya kepada suami
dikarenakan
pemberian Allah kepadanya.




Sosok seorang istri yang
dicontohkan didalam islam, yang terutama adalah Siti
Khadijah, yang dikatakan sebagai seorang istri
yang
ramah bagaikan seorang ibu sekaligus
bergairah sebagai seorang istri.




Kombinasi ramah sekaligus
bergairah ini tentu saja sangat sulit, sebab biasanya
yang ramah keibuan tidaklah begitu bergairah,
sedangkan yang bergairah biasanya tidak begitu keibuan,
malah bisa saja menjadi tomboy.




Keramahan Siti Khadujah yang bagaikan
seorang ibu tersebut dapat kita ketahui dari
segala
perhatiannya kepada Rasulullah, baik dalam
perdagangan, saat banyak merenung di goa hira,
membantu
perjuangan syiar bahkan membantu dengan
seluruh hartanya.




Sebagai istri yang tidak
pernah mengganggu segala keputusan suami yang walaupun
mungkin saja sama sekali tidak dapat dimengertinya
bahkan
mungkin tidak masuk diakalnya, tetapi
Ia sangat percaya kepada Suaminya, biasanya
seorang istri akan bertanya, mau kemana, mau apa disana, kalau tidak
ada gunanya lebih baik dirumah saja lebih jelas
menemani
istrinya tersebut, hal tersebut sangat
terlihat saat Suaminya banyak merenung di gua hira, tentunya
istri biasa akan mempertanyakan gunanya ataupun
hasilnya jika tidak jelas tentu akan sangat keberatan
ditinggalkan sendirian dirumah.




Dukungan kepercayaan serta
pengertian seorang istri sangatlah berpengaruh kepada
keberhasilan atau kesuksesan yang akan diraih
serta
diyakini suaminya, jika terlalu diberati
oleh istri, tentunya akan sukarlah bagi sang suami
mendapatkan kesempatan untuk maju, apalagi jika si
istri sudah digerogoti prasangka cemburu, akan
makin
sulitlah kesempatan maju tersebut datang, bahkan
keramahan yang tulus pun akan menghilang dari sosok
seoran
g istri yang ramah.




Padahal yang namanya datang
hilangnya suami adalah jodoh yang menjadi hak mutlak
Allah, tidak ada yang kuasa menolak ataupun
mendatangkannya kecuali Allah saja, tetapi syaitan
akan selalu menghembuskan was-was serta ragu yang akan
menghancurkan ketentraman suatu pernikahan yang
seharusnya sakinah dan mulia, menjadi pernikahan yang
penuh prasangka dan hina.




Sedangkan masalah
bergairah tentunya kita tidak dapat membahasnya
terlalu jauh, sebab dapat menimbulkan cerita porno,
yang pasti jika seorang RasulAllah mengatakan bergairah
tentunya
dalam arti bergairah yang seluas-luasnya
sebagaimana yang dinginkan oleh seorang laki-laki pada
umumnya, sebab seorang laki-laki didalam perjalanan
pernikahannya akan melalui masa-masa pandangan hidup,
pegangan hidup hingga akhirnya perjuangan hidup yang
untuk menghidupkan berahinya saja dibutuhkan
perjuangan yang berat, juga laki-laki walaupun sudah
berat perjuangannya namun tetap mempunyai berahi
hingga akhir hayatnya.




-=*=-



Tidak ada komentar: