Kamis, 30 Juli 2009

rindu

Kerinduan






Kerinduan yang menyayat,
menggores serta menoreh hati kita saat
mengingat segala yang berkaitan dengan
akhirat, adalah gejala datangnya khusyu,
sehingga
pada saat airmata mengalir dengan
deras, tentunya kita telah berada dalam
kekhusyuan.







Rindu kepada Rasulullah SAW.
yang diutus oleh Allah, sering juga
membawa kita kedalam kekhusyuan, sebab jelas
sebagai
utusan Allah sangat berkaitan dengan
masalah akhirat.




Mengingat sangat eratnya kaitan
antara
kerinduan dengan kekhusyuan, tentunya
akan sangat baik bila kita senantiasa
melatih kerinduan akhirat kita dengan lebih serius.




Rasa tersayat, tergores serta
tertoreh tersebut adalah proses pembersihan kerak
yang
menempel kuat pada hati kecil kita,
sedangkan bila sudah ada bagian yang
cukup bersih hingga menjadi lebih kuat tarikan rasa
kerinduannya membuat kita tidak akan dapat menahan
cucuran airmata yang semakin deras, pada saat tersebut
kita telah memasuki keadaan yang relatif
khusyu.




Semakin sering dan banyak kita
melatihnya tentu akan semakin dalam
kerinduan serta kekhusyuan kita, bersamaan
dengan
semua itu maka akan semakin
berkuranglah kerak yang menutupi hati kecil kita.




Dengan semakin terlatihnya kerinduan
serta
kekhusyuan tersebut maka akan semakin
terjaga serta semakin terpeliharalah kebersihan hati
kita dari kerak yang membawa kepada
kegelapan.




Menumpuknya dendam kerinduan kepada
Allah serta akhirat, kiranya dapat kita jadikan
sebagai bekal untuk melontarkan jiwa kita saat
kita telah terbebas dari penjara dunia, menuju
kebebasan akhirat yang kekal, tentunya dengan
kerinduan yang besar akan mudahlah ruh serta jiwa kita
meninggalkan tubuh pada saat sakratul maut nanti,
tidak
seperti orang yang terlalu cinta serta
rindu dunia, yang harus dicabut bagaikan pohon yang
tercabut hingga akarnya.




Namun penumpukan dendam rindu yang
keterlaluan haruslah dikendalikan, sebab walau
bagaimanapun yang keterlaluan keterlaluan biasanya menjadi
kurang baik, janganlah kita menjadi enggan
mengurusi urusan dunia yang menjadi kewajiban kita
dikarenakan kerinduan yang berlebihan, masih
sangat banyak kewajiban dunia kita yang harus kita
jalani, bersabar, ikhlas serta tawadhu adalah
lebih baik dalam menjalani ketentuan Allah didunia ini.




Kadang kala, kerinduan pembawa kekhusyuan
tersebut dapat menarik jiwa kita ke suatu tempat
yang
terasa sangat nikmat serta nyaman,
yang belum pernah dirasakan selama hidup, hal
tersebut seringkali menjadikan kita sangat egois,
hingga
semakin enggan mengurusi urusan dunia kita,
jika
sudah begini kita tentunya harus melipat gandakan
kesadaran kita akan segala kewajiban duniawi kita
agar
tidak terlalaikan.




Aneh memang hidup ini, bahkan
khusyu yang merupakan hal yang baik pun harus
diwaspadai serta dibatasi, apalagi
hal-hal buruk jebakan dari syaitan, memang
islam sangat membutuhkan kesadaran yang sangat tinggi
dalam melaksanakannya, hal tersebutlah kiranya yang
menjadikan
jenis khamr sangat dilarang, serta
lain-lain hal yang memabukan, mabuk judi, mabuk wanita,
mabuk dunia, mabuk-mabukan, apakah mabuk akhirat juga
termasuk?.




-=*=-



Tidak ada komentar: