Kamis, 30 Juli 2009

dusta

Dusta






Nikmat tuhanmu yang mana
lagi yang akan engkau dustakan, demikian
Allah yang Maha Pengasih berulang-ulang menegur manusia yang
mudah lupa serta lalai.







Dusta dengan bohong sama
atau tidak?, didalam bahasa indonesia mungkin sama
artinya, tetapi melihat didalam al Qur'an ataupun
hadist sangatlah berbeda artinya, walaupun berkaitan
sangat erat.




Berbohong biasanya dipakai manusia
untuk
membohongi manusia lainnya, ataupun
dirinya sendiri, demi menutupi sesuatu yang
dirasakannya memalukan ataupun menyinggung harga
dirinya, kebohongan dapat mengakibatkan kebodohan, sebab sifatnya
menutup diri baik dari maupun ke luar, menutup sama
dengan
menolak, menolak masukan dari luar
sama saja dengan tidak mau belajar.




Demi menjaga silaturahmi serta
kebaikan berbohong dapat di terima walaupun tentunya
dengan banyak sekali persyaratan sebagai
pelindung dari bergesernya kebohongan tersebut menjadi
kebohongan yang  merugikan.




Bila kebohongan sudah menjadi
kebiasaan, maka akan sulitlah bagi orang tersebut
untuk dapat maju, bahkan kebohongan tersebut akan
mulai berubah menjadi kedustaan, dusta ini
sangat
berbahaya dikarenakan bersifat menafikan pemberian
Allah, serta dapat menyeret kita kepada
kufur nikmat juga kemunafikan.




Dusta merupakan kerak yang
dapat menempel dengan sangat kuat pada
hati kecil kita, sehingga menghalangi cahaya kebenaran yang
seharusnya masuk menerangi jiwa kita, hati kita akan menjadi
keras serta perasaan menjadi bebal, akal sehat menjadi
tumpul.




Dusta dapat menjadikan kita
rendah serta hina dimata Allah, walaupun
mungkin penampilan dunianya terlihat mewah ataupun
berwibawa, namun tidak akan dapat menutupi wajahnya
yang
kehilangan cahaya tentram, juga
menjadi suram penuh resah.




Kaum munafik adalah
orang-orang yang dipenuhi dusta kepada Allah,
serta
kebohongan kepada dirinya sendiri, sehingga
menjadi
kaum yang menebar dusta, kebohongan, fitnah
serta
dengki kepada orang lain, bahkan
kebodohannya mampu mendzolimi dirinya sendiri
sedemikian kejinya dengan berani memfitnah Allah serta
Rasulnya.




Waspadailah dusta yang dapat
membuat kita menafikan atau menghilangkan segala
pemberian Allah kepada kita, sehingga kita akan kehilangan
segalanya kecuali siksa dunia dengan
keluh, kesah, resah, gelisah serta akhirat yang
sangat pahit dan pedih.




Agar kita dapat selamat dari
penyakit dusta, akan baiklah kiranya jika
kita banyak belajar bersyukur serta mensyukuri
segala
pemberian Allah, yang dibarengi
dengan
tawadhu kepada Allah.




-=*=-



Tidak ada komentar: