Kamis, 30 Juli 2009

salam

Salam






Selamat pagi, siang, sore, malam
adalah
sapaan yang biasa kita ucapkan kepada
orang yang kita temui, sapaan tersebut sebenarnya bila
kita amati adalah do'a, sebab selamat
pagi berarti semoga anda berada dalam
keselamatan dipagi hari ini, hanya saja tidak jelas
dalam
perlindungan keselamatan dari siapa.







Sapaan tersebut saja
seringkali kita melupakannya bahwa sebenarnya
merupakan sebuah do'a, sehingga dengan begitu
ringannya kita mengucapkan selamat pagi, tanpa
menghayati harapan agar orang tersebut mendapatkan
keselamatan, bahkan akhirnya selamat nya sendiri pun
berubah menjadi kata met, met pagi, jangan-jangan met
nya menjadi mumet bukannya slamet.




Didalam islam ucapan pertemuan serta
perpisahan, bukan lagi sapaan, melainkan harus
salam, yang benar-benar do'a agar diberi
perlindungan oleh Allah, walaupun dalam
kenyataannya sangat banyak yang hanya mengucapkannya
saja tanpa menyadarinya lagi.




Kehilangan kesadaran terhadap sesuatu
yang
dilakukan tersebut, merupakan suatu kelalaian yang
disebabkan oleh ketergesaan didalam
kehidupan sehari-hari, sedangkan ketergesa-gesaan
adalah
perbuatan syaitan.




Yang seharusnya menjadi
perhatian kita adalah, mengapa begitu banyak orang
hidupnya dalam ketergesa-gesaan?, apakah ini suatu
gejala umum yang normal, ataukah ada
sesuatu yang mempengaruhinya dengan suatu kesengajaan
ataupun maksud?.




Syaitan sudahlah pasti terkait dalam
hal ketergesaan ini, akan tetapi setan itu sendiri
banyak
bentuk ataupun modelnya, mulai dari penyakit,
sistem, jin serta manusia, bahkan yang dalam bentuk
manusia saja tentu termasuk diri kita sendiri juga
sebagai
manusia ada syaitan didalamnya.




Lalu bagaimana dengan
syaitan yang berbentuk sistem?, banyak sekali sistem yang
dapat menyeret kita kedalam keburukan, sistem inilah yang
jarang sekali diperhatikan oleh orang pada umumnya
yang sebenarnya mempunyai andil cukup atau mungkin
sangat besar dalam pembawa keburukan bahkan
kehancuran.




Banyaknya pergantian sistem dengan
sistem baru yang entah datang dari mana dengan
tujuan apa, tidak dapat lagi terkontrol ataupun
terkendali penerapan serta akibatnya.




Secara teori memang mengurangi jam kerja
dengan libur dua hari akan menjadikan
efisiensi kerja lebih tinggi serta waktu istirahat
liburan lebih banyak, tetapi secara
kenyataannya dengan berkurangnya jam kerja akan
menjadikan kita kerja terburu-buru, Allah yang Menciptakan manusia
tidak memberikan libur shalat lima waktu, sebab
manusia jika diberi waktu luang sering mempergunakannya dengan
hal-hal yang tidak bermanfaat, bagi ummat muslim
sebenarnya hari jum'at pun bukan hari libur,
tetapi
menjadi hari wajib belajar serta
keutamaan urusan akhirat dengan mengurangi banyak
kegiatan duniawi dibandingkan hari-hari lainnya.




Dengan melatih serta
meningkatkan kesabaran kita, kiranya akan dapat
mengurangi dampak lingkungan terhadap kesadaran kita,
sehingga terhindar dari kelalaian yang
dapat membuat waktu kita menjadi terbuang dengan
sia-sia.




-=*=-



Tidak ada komentar: