Kamis, 30 Juli 2009

anak

Anak Siapa




Semua anak terlahir islam, hanya kedua
orangtuanya lah yang menjadikan mereka menjadi tetap
islam ataupun bukan,  apa serta siapa sebenarnya
anak yang seringkali disebut sebagai titipan Allah itu?.







Memang semua anak terlahir
atas rencana Allah, semuanya sama ciptaan Allah yang
Maha Menciptakan yang berarti milik Allah, pada dasarnya semua
orang yang merasa milik Allah adalah orang islam, namun bila
selanjutnya setelah tumbuh akal fikirannya ia merasa
bukan lagi milik Allah maka baik secara sadar maupun tidak ia
keluar
dari keislamannya.




Manusia telah diciptakan oleh Allah
sebagai makhluk yang sempurna agar dapat belajar dari
kehidupannya dengan bimbingan Allah melalui
Rasul-rasulNya, dari mulai diarahkan langsung oleh
nabi-nabi kaumnya, hingga pada masa nabi Musa AS, Allah mulai
mendewasakan manusia dengan memberikan sepuluh firman
Allah sebagai pegangan dalam menjalani kehidupannya,
sesuai dengan perkembangan kemampuan nalar manusia itu
sendiri Allah terus menambahkan firman-firman Nya yang diberikan
melalui
nabi-nabi kaum manusia tersebut, sehingga
akhirnya Allah mencukupkan jumlah firmannya yang dapat
menjadi pegangan bagi seluruh ummat manusia, yang
tidak ada satupun persoalan manusia yang tidak ada
perumpamaannya didalam Al Qur'an yang diturunkan melalui
utusanNya yang terpercaya, Rasulullah SAW sebagai nabi Allah yang
terakhir, maka dengan turunnya al qur'an serta petunjuk
pelaksanaannya berupa hadist, Allah telah berkenan
untuk mendewasakan ummat manusia sepenuhnya.




Dikarenakan islam adalah agama yang
mendewasakan
ummatnya maka Allah menitipkan
pembelajaran awal setiap manusia kepada yang diberi
kepercayaan untuk melahirkannya, sering kita mendengar kata
babat, bibit dan bobot tentang anak manusia yang di asumsikan
sebagai
anak siapa, padahal semua anak adalah sama, yang
baru akan mulai belajar akalnya setelah mereka lahir,
sebenarnya bibit bobot tersebut adalah bobot pembelajaran awal dari
siapapun yang menjadi lingkungan awal
kelahirannya hingga aqilbalik, walaupun mungkin ada juga
sedikit
pengaruh mentalitas siibu hamil, pada saat
mengandungnya.




Islam adalah rahmat bagi
semesta alam, yang semua ummat manusia sebenarnya diberikan
amanah
yang harus dilaksanakannya, yaitu beribadah
kepada Allah sebagai Tuhan dan Penciptanya, oleh karenanya tentu
saja anak-anak seharusnya semenjak awal mendapat
pengenalan kepada Allah tempat mereka akan kembali
nanti, dan itu adalah tugas semua hamba Allah, namun
dikarenakan keegoisan serta perasaan
emosional ataupun naluri manusia itu sendirilah
sehingga akhirnya merasa bahwa titipan tersebut
menjadi milik mereka.




Rasa memiliki inilah yang membuat
apa yang dimiliki diharuskan sesuai keinginan
pemiliknya, jika pemiliknya tidak tahu, atau tidak mau tahu, atau
tidak peduli kepada Allah Tuhannya, bahkan tidak
mau menerima kebenaran ilmu Allah dikarenakan tuntutan
naluri syahwatnya, tentu saja miliknya tersebut akan
turut menjadi korban ketidak pedulian ataupun syahwatnya
sipemilik
.




Allah menghukum keras kepada
yang menyarukan keturunan, sebab kaitan garis darah
keturunan akan menjadi garis pertanggung jawaban manusia
dalam melaksanakan amanah yang diberikan oleh Allah,
sarunya garis keturunan ini akan menyulitkan sianak
dimasa depannya untuk mencari kebenaran jalan hidupnya,
hal ini akan memusnahkan kemuliaan wanita sang ibu,
juga dapat menghancurkan seluruh amal sang ayah, bila
memang sang ayah turut serta dalam terjadinya kesaruan
tersebut.




Anak yatim yang kehilangan
kesempatan
pembelajaran awal, mendapat perhatian
khusus
dari Allah yang mengharuskan siapapun
perduli kepada mereka, ini menunjukan bahwa semua anak
memiliki hak yang sama dalam mendapatkan pembelajaran
awal mereka.




Seharusnya setiap anak yang cukup
mendapatkan pembelajaran awal dalam masa anak-anaknya
akan lebih mudah menemukan kebenaran tujuan akhir
kehidupannya setelah mereka dewasa nanti.




Rasa memiliki yang melebihi
rasa tanggungjawab kepada Allah dari naluri seorang
ibu akan cenderung menjadi memanjakan kepada
anak-anaknya yang dapat menjadikan jiwa mereka manja
serta rusak, sedangkan rasa memiliki berlebihan dari seorang
ayah
akan menjadikan anaknya tidak mempunyai
pendirian yang teguh.




Sebagaimana telah
didewasakannya manusia oleh Allah, seharusnya para orangtua
mendidik
anak-anaknya agar mengenal Allah dengan baik
serta
memberi bekal sebanyak-banyaknya ilmu Allah, juga ilmu
dunia yang bermanfaat, agar sianak dapat mandiri dalam islam
sebagai
pola hidupnya disaat dewasa nanti, serta menjadi
anak yang soleh dan berbakti.



-=*=-



Tidak ada komentar: