Kamis, 30 Juli 2009

ragu

Ragu






Keragu-raguan adalah bibit
bingung yang dihembus-hembuskan oleh syaitan kedalam
dada manusia, agar manusia tersebut kehilangan
keyakinan serta ketertibannya.







Ragu adalah penggerogot
iman paling berbahaya, juga ragu adalah pembuang waktu
yang sangat ampuh, oleh karenanya sebaiknya
kita senantiasa untuk membuang jauh-jauh keraguan dari
dalam hati kita.




Bila kita meragukan sesuatu
hal maka kita akan terhenti disana hingga waktu
yang
sulit untuk diperkirakan, kita terhenti sedangkan
waktu berjalan terus dengan cepatnya, hanya bila
kita telah dapat menentukan salah-satu dari hal yang
diragukan tersebut, barulah kita terlepas dari
keraguan serta waktu kita pun dapat
mulai berjalan lagi.




Allah mengingatkan kita khusus
tentang ragu tersebut bersama dengan was-was, keduanya
ditiupkan oleh syaitan baik yang  tidak terlihat
maupun yang berbentuk manusia.




Sekarang-sekarang ini banyak
isme ataupun ideologi asing yang dihembuskan dengan
paksa ke seluruh dunia yang dapat menimbulkan keraguan
bagi ummat manusia dalam menentukan
aturan main kehidupan, dari mulai isme banyak orang,
atau menurut orang terbanyak, atau dipilih
orang terbanyak, atau mungkin juga menjadi yang paling
populer, sampai dengan pribadi setiap orang juga
kebebasan pribadi.




Sebenarnya bila kita amati,
bebas itu sama saja artinya dengan tidak
ada aturan, kebebasan seseorang tentunya akan
melanggar kebebasan orang lain, bila seorang perempuan
bebas bertelanjang di tempat umum yang tentunya akan
mengundang birahi semua laki-laki yang melihatnya,
tetapi
hanya ingin dilihat serta dikagumi
saja dan hanya boleh disentuh oleh laki-laki
yang
dia inginkan saja, memang secara akal
manusia yang dangkal adalah masuk akal sebagai
kebebasan pribadi si perempuan tersebut, tanpa perduli
semua laki-laki lain yang tidak diharapkannya tersebut
harus membuang birahinya kemana, bahkan
si perempuan tersebut ingin dipuji keindahan badannya
oleh semua orang dengan aman, tanpa
resiko dari laki-laki yang terprofokasi syahwat
birahinya akibat perbuatannya tersebut.




Begitu pula bagi orang
yang berpamer kekayaan ataupun kemewahan dihadapan
orang-orang fakir serta miskin, tentu saja harus
mau menerima resiko terjadinya suatu akibat dari orang
yang tergoda ataupun terprofokasi oleh pertunjukan
tersebut sehingga mendadak berniat berbuat
jahat dikarenakan ia sangat membutuhkan sedikit uang,
juga hal tersebut dapat terjadi pada anggota tertentu
dari suatu negara kaya yang bermewah-mewah
bahkan
berlaku sewenang-wenang di negara miskin yang
telah di hancurkannya tersebut.




Ukuran kepopuleran atau
hasil dari banyak orang, tentu saja tidaklah dapat
dijadikan tolok ukur bahwa hasil tersebut dapat
dijamin kebenarannya, sebab dengan kekuatan uang
maupun
kekuatan senjata, akan mudah saja
memaksa orang banyak untuk melakukan kesepakatan
terhadap
hal yang tidak benar, bahkan hal
yang bertentangan pun dapat saja dipaksakan untuk
disepakati orang banyak yang lemah, yang terhutangi
serta
banyak hal lagi yang dapat dipakai
untuk menekan banyak orang, bahkan negara sekalipun.




Memang dalam hal
menghadapi keragu-raguan ini banyak orang yang menjadi
korban disebabkan sulitnya untuk menghindarinya,
tentunya jika pilihan yang tersedia adalah
antara benar dan salah, maka akan mudah saja kita
memilihnya, yaitu memilih yang benar, namun bila
kenyataannya pilihannya adalah kedua-duanya salah
mungkin
kita akan menjadi bingung serta
ragu untuk memilihnya, sebab dibutuhkan ilmu yang
cukup untuk memilihnya mana yang paling sedikit
kesalahannya.




Kehidupan ini memang sulit,
penuh dengan dilema yang didalamnya kita sering
dipojokan kepada pilihan yang sangat sulit, baik itu
pilihan benar dan benar, benar dan salah ataupun
pilihan salah dan salah, yang manapun pilihannya, kita
tetap harus memilih yang paling tepat atau
bahkan salah sekalipun, sebab tidak memilih adalah
pilihan yang lebih salah, kita akan
terperangkap dalam keraguan yang panjang serta waktu
dapat terhenti hingga bertahun-tahun, sedangkan
jika
kita berani memilih walaupun yang salah
maka waktu akan tetap berjalan dimana kita
mempunyai
kesempatan untuk memperbaiki kesalahan dari
pilihan kita ataupun kita sampai kepada
pilihan lainnya yang lebih baik ataupun
lebih mudah atau bahkan sama beratnya sekalipun, akan
tetapi kita dapat terus berjalan dan tidak
terhenti dalam keraguan yang lama dengan sangat banyak
waktu yang terbuang percuma.




Banyak dari kita yang tidak
berani mengambil pilihan salah yang kecil sehingga
terkena sakit keraguan yang lama, padahal Allah Maha Pengampun lagi
Maha Bijaksana, tidaklah mungkin manusia dapat
menjalani kehidupan didunia yang terbuat dari tanah
ini yang bila hujan menjadi lumpur, namun
ingin bersih tanpa terkena lumpur ataupun
tanah sedikitpun, wudlu sehari lima kali pun memberitahu kita
bahwa
kita akan senantiasa terkena kotoran dalam
kehidupan, bahkan memperbaiki wudlu walaupun belum batal cukup
disarankan.




Sebagai contoh lain, kita
dapat mengambil dari masalah perkawinan, menurut
rujukannya dalam hal perkawinan, disana dikatakan bahwa
yang demikian itu dapat mendekatkan kepada
tidak berbuat aniaya, dan bukannya dapat menghindarkan,
dengan demikian dapat diartikan bahwa
didalam pernikahan, pastilah setidaknya akan terjadi
perbuatan aniaya, namun bila dibandingkan dengan
hubungan tanpa aturan yang dapat menimbulkan aniaya
yang
sangat besar bahkan dapat berubah
menjadi kekejian, aniaya perasaan yang berubah bentuk
menjadi pengorbanan didalam melaksanakan
kewajiban-kewajiban untuk mengisi perkawinan
yang
dimuliakan Allah, adalah jenis aniaya
kecil yang masih dapat diterima ataupun masih masuk
dalam batasan toleransi kewajaran sebagai
modal berdagang dengan Allah yang senantiasa
menguntungkan kita..




Sekedar untuk diingat oleh
kita, dalam menjalani kehidupan masa akhir jaman ini,
kita haruslah pandai menentukan pilihan kita, agar
dapat
memilih dengan bijak antara pilihan
kebenaran islami dengan pilihan kebenaran secara umum
atau kebenaran menurut orang banyak, sebab
seringkali kebenaran umum yang merupakan kebenaran
import produk asing lebih diutamakan dibandingkan
kebenaran yang hakiki dari Allah, sehingga tanpa
sengaja kita menentang ketentuan ataupun aturan Allah
dengan beralasankan aturan atau kebenaran secara
umum.




-=*=-



Tidak ada komentar: