Kamis, 30 Juli 2009

golongan

Golongan






Kembali kita mendengar
ceritera akhir jaman yang salah-satunya adalah ummat
islam akan terbagi menjadi tujuh puluh tiga golongan,
lalu golongan manakah yang benar?.







Bila kita mengamati suatu
negara, tentu didalamnya akan kita temukan dari
mulai
presiden atau pemimpin dari negara tersebut yang
hanya satu orang sehingga pemulung bahkan hingga
pengemis.




Begitu pula kiranya struktur suatu
ummat, khususnya umat islam yang telah diramalkan akan
menjadi tujuh puluh tiga golongan tersebut, lalu kembali lagi
pertanyaannya, mana yang benar?, rasanya bisa
saja semuanya benar dan juga semuanya tidak ada yang
sempurna, bahkan mungkin haruslah saling mengisi
serta
saling mendukung.




Sebagaimana kita ketahui dalam
suatu negara tidaklah mungkin menjadi presiden semuanya
ataupun
tidak mungkin pula menjadi tukang sampah semuanya,
semuanya haruslah mengisi tempatnya masing-masing
agar
negara tersebut dapat berjalan dengan baik.




Golongan yang banyak
didalam struktur ummat pun seharusnya mirip dengan
struktur negara, tidak mungkin semua menjadi ustadz
ataupun
ulama, tidaklah mungkin semua dapat
berfikiran sama, harus ada golongan yang melaksanakan
kegiatan di setiap sisi kehidupan, haruslah ada
yang
menjalankan kehidupan umum yang menjadikan
berputarnya roda kehidupan, namun sebaliknya bila tidak
ada ustadz atau ulamapun, maka roda kehidupan akan berputar
tanpa
aturan ataupun arahan yang sesuai dengan
syariat yang telah ditentukan, antar golonganpun seharusnya
saling
mengerti fungsi masing-masing golongan tersebut,
bahkan
bila kelihatan sangat aneh sekalipun, yang pasti
selama bertuhankan Allah yang Maha Esa, serta meng Esa
kan Nya, juga tidak melakukan pelanggaran besar
dalam
aturan islam, tentulah golongan tersebut masihlah
golongan islam sesama saudara.




Dari masa ke masa, bidang politik
adalah
bidang yang sangat keras, tega dan bisa
dibilang kotor, lalu bagaimana bisa bidang tersebut dapat
diisi oleh golongan tertentu dengan benar, tentunya
akan
sangat-sangat sulit sekali, tetapi
biar bagaimanapun tentu saja harus ada yang mengisinya,
walaupun akhirnya kita akan menjadi aneh melihat
tingkah laku mereka dalam menyesuaikan diri kedalam
kehidupan politik, kita harus lebih memaklumi keadaan
serta kesulitannya, paling tidak orang yang masuk
tempat kotor dengan berbekal ilmu bersih, akan
berbeda
dengan orang yang masuk ketempat kotor dengan
bekal
ilmu yang kotor pula.




Juga dalam hal perdagangan
serta hal-hal lainnya tentunya akan terjadi banyak
improvisasi serta manuver golongan dalam penyesuaian
bentuk, apalagi di jaman era globalisasi yang terjadi
kebebasan atau mungkin dapat dikatakan lebih mendekati
kepada kebobolan paksa, dalam segala
bidang, termasuk ideologi atau isme import yang datang
bagaikan gelombang samudra, tentunya islam yang
diturunkan teruji di jaman jahiliyah akan dapat
bertahan menghadapi perubahan jaman seperti apapun juga, asal
saja kompak serta menjalin silaturahmi dengan lebih
baik serta lebih banyak pengertian antar golongan saja.




Sekarang ini masih banyak
sekali orang-orang terutama kaum muda, yang mengikuti baik partai
maupun
golongan, namun mereka sama sekali
tidak tahu apa serta bagaiman partai ataupun
golongan yang ia ikuti tersebut, alias hanya
ikut-ikutan saja, hal tersebut menujukan kelemahan
yang sangat besar dari partai maupun golongan tersebut
dalam membina ataupun mengarahkan anggautanya, hal
tersebut dapat menjadikan kelemahan kelompok tersebut
dikarenakan beranggotakan orang-orang yang tidak jelas
bahkan mungkin tidak satu tujuan sesuai dengan tujuan
kelompok tersebut, bahkan mungkin saja anggotanya
hanya sebagai pengisi jumlah saja, alias
manipulasi suara yang mungkin memang dimanfaatkan sebagai
pendukung banyaknya saja, yang akhirnya hanya
menjadikan kebenaran yang dikarenakan banyaknya saja,
yang hanya menguntungkan beberapa gelintir orang saja
yang pandai memanipulasi massa, serta tidak
pernah
menjadi suatu kelompok yang benar-benar solid
serta
tahan uji.




Seharusnya setiap golongan
mempunyai perhatian kepada anggota serta calon
anggotanya, ditanya maksud serta tujuan calon anggota
tersebut, apakah satu tujuan serta satu pemikiran,
apakah perlu diberikan pengarahan, namun jika ternyata
calon tersebut berbeda maksud, lebih
baik di arahkan ke golongan lain yang lebih sehati
dengan orang tersebut, dengan demikian tentunya tidak
akan terjadi manipulasi hak sesorang demi kepentingan
beberapa gelintir orang saja yang demi mencapai
ambisinya tega memanipulasi hak kepentingan orang
lain.




Dengan cara yang tertib serta
benar seharusnya dapat diwujudkan banyak golongan
berkualitas yang saling pengertian serta saling
menghargai dengan golongan lainnya, sehingga
terwujudlah ummat yang berkualitas serta tangguh, bukannya ummat
yang
terus diperbodoh agar mudah untuk
dimanipulasi serta di adu dombakan.




-=*=-



Tidak ada komentar: