Kamis, 30 Juli 2009

mdst

Mengapa Do'a sulit terkabul






Hambaku meminta, maka akan
Aku kabulkan, demikianlah janji Allah
kepada hambanya, sedangkan janji Allah itu pasti,
tidaklah seperti janji manusia yang sering di ingkari, namun
pertanyaannya adalah mengapa dalam kenyataannya begitu sulit
do'a itu dikabulkan?, bahkan setelah mencari-cari
tempat
yang makbul, do'a yang makbul serta
cara yang makbul sekalipun, tetap saja terasa sulitnya
do'a itu terkabul, padahal janji Allah sedemikian pastinya,
hal ini tentu saja dapat atau mudah membuat orang menjadi
frustasi
, dikarenakan do'a nya tidak terkabul terus, padahal
dia telah berusaha dengan segala cara, bahkan dikarenakan
frustasinya, orang menjadi nekat untuk meminta kepada
selain Allah, melalui dukun ataupun
menjual jiwanya
kepada syaitan, sungguh sangat di
sayangkan demi terpenuhinya keinginan orang sampai
rela bermusyrik diri.







Pertama-tama kita akan mencoba untuk
mengamati hubungan antara Robb dengan
hambanya
, bagaimanakah seharusnya seorang hamba
sejati
terhadap rajanya, tentunya seorang
hamba akan tunduk, takluk, taat,
hormat, setia, membela,
menjaga
serta meninggikan rajanya, demikian
hubungan hamba dengan rajanya, dapat dibayangkan betapa hubungan
antara hamba sejati dengan tuhannya,
yang seharusnya jauh lebih hebat dibandingkan terhadap
rajanya, namun kenyataan yang umum terjadi adalah keluh kesah,
tidak sesuai keinginan, serta beribu-ribu alasan
lainnya yang pada dasarnya adalah berkeberatan atas
ketentuan
dan rencana tuhannya yang Maha
Sempurna lagi Maha Mengetahui, Allah lah yang menciptakan manusia,
tentu saja hanya Allah saja yang mengetahui apa yang
terbaik bagi setiap manusia pada setiap saatnya,
sebagaimana Allah berkata, bahwa apa yang baik menurut kamu belum
tentu baik di mata Allah dan apa yang buruk menurut kamu bisa saja
baik di mata Allah, inilah salahsatu kemungkinan tidak
terkabulnya do'a yang dikarenakan tanpa kita sadari
bahwa pada saat itu kita sedang berpaling dari kehambaan
kepada Allah, yang tentu saja janji Allah adalah
hanya untuk hambanya
.




Kemudian kita coba pula untuk mengamatinya
dari sisi pertentangan do'a itu sendiri, misal kita
berdo'a untuk meminta sesuatu yang sebenarnya tidak baik
bahkan mungkin saja sangat berbahaya bagi kita,
sedangkan Allah tentu saja sangat mengetahui apa yang
baik bahkan yang terbaik, juga sangat mengetahui apa
yang buruk bahkan yang terburuk bagi
kita pada setiap saatnya, Allah yang Maha pengasih lagi Maha
Penyayang sangat menyayangi hambanya, bahkan kita pun
dalam berdo'a sudahlah selayaknya mengawali do'a itu
dengan Basmallah, yang berarti pula kita
memohonkan
kepada yang Maha Pengasih agar
di kabulkan
, sekaligus kita memohonkan pula
kepada yang Maha Penyayang untuk melindungi
kita dari permintaan yang dapat mengakibatkan keburukan
bagi kita sendiri, maupun bagi orang lain,
sebagaimana kita menyayangi anak-anak kita, tentu saja karena
sayangnya kepada si anak, kita tidak akan menuruti permintaan
si anak
seandainya permintaanya dapat membahayakan
dirinya
sendiri ataupun orang lain dikarenakan
belum mengerti betul dengan apa yang dimintanya,
misalnya anak balita ingin bermain-main dengan pisau atau gunting
yang tajam, namun bila mereka sudah cukup besar dan
sudah mengerti, tentu kita akan memberikannya, atau
kita akan memberitahukan bahwa nanti kalau sudah besar
tentu akan di berikan.




Tentu saja lain halnya apabila kita
memintanya kepada selain Allah, kepada manusia lain
misalnya, yang sama-sama kurang ataupun tidak mengerti,
yang juga kepunyaannya sangatlah terbatas, tentu bila
memiliki akan memberi walaupun akibatnya dapat menjadi
berbahaya, sedangkan bila tidak punya tentu saja tidak dapat
membantu, apalagi bila kita meminta kepada musuh manusia
yang penuh iri dengki, yaitu syaitan yang juga
penuh keterbatasan
, bila ia mampu tentu hanya akan
membantu
kepada yang membawa keburukan,
kalaupun ia tidak mampu, ia akan membujuk kita untuk
berkeluh kesah, berpayah-payah diri juga
mendorong kita dengan fitnahnya agar berputus
asa
.




Disisi lain, sebenarnya banyak
do'a-do'a tak langsung
yang lebih makbul bila
dibandingkan dengan do'a yang langsung untuk diri sendiri,
dikarenakan bila kita mendo'akan orang lain dengan
tulus, maka kitapun akan mendapatkan yang sama
dengan orang yang kita do'akan tersebut , sebagai contoh, kita
memberi salam kepada sepuluh orang
dengan tulus dan benar, maka kita akan mendapatkan sepuluh
do'a salam
, lalu mereka menjawab salam kita, maka kita
mendapatkan sepuluh tambahan lagi, jadi dengan satu
salam kita mendapatkan dua puluh do'a salam, pada saat
kita selesai shalat membaca salam kanan dan kiri
yang berarti salam pada seluruh umat, tentu saja kita
akan menerima salam yang sangat banyak karenanya,
contoh-contoh lainnya, do'a-do'a kepada yang sedang sakit,
pernikahan, yang meninggal, yang akan
pergi ataupun pulang berhaji juga yang tidak kalah
luarbiasanya
adalah do'a yang pasti dikabulkan
yaitu bershalawat kepada Rasulullah SAW. beserta
keluarganya, bersyukur, karena segala-sesuatu yang di
syukuri akan dilipat gandakan oleh Allah.




Setelah semua pembahasan tersebut di atas,
kiranya dapatlah di ambil suatu kesimpulan kecil, ataupun kesimpulan
sederhana, bahwa kita perlu lebih bijaksana dalam
berdo'a ataupun meminta kepada Allah, dengan mempertimbangkan
kepantasan serta keamanan
dari permintaan kita tersebut,
yang dibarengi dengan tawadhu, bersabar
juga banyak-banyak bersyukur dengan apa yang telah dan
sedang kita miliki baik benda maupun kesehatan kita,
memelihara salam
, banyak membantu dan mendo'akan orang
lain
, di awali dengan Basmallah serta di
akhiri dengan shalawat nabi, dengan penuh penghayatan
kepada yang Maha Pengasih, Maha Kaya,
Maha Memberi
serta Maha Penyayang.




-=*=-



Tidak ada komentar: