Kamis, 30 Juli 2009

bahagia

Bahagia






Mungkin memang sulit untuk
membedakan
antara senang dengan bahagia, sehingga begitu
banyak orang yang mengira bahwa hidupnya bahagia
dikarenakan dia sedang dalam keadaan senang, sedang
pada saat susah mereka merasa sangat tidak bahagia
hidupnya.







Jika kita memandang kebahagiaan dari
sudut
kesenangan tentu saja akan sulit bagi kita untuk
dapat
hidup bahagia, karena kehidupan itu panjang
sedangkan kesenangan silih berganti dengan kesusahan
dan kedukaan dengan sangat cepat.




Mempersamakan kebahagiaan dengan
kesenangan sangatlah tidak tepat, sebagaimana kita
melihat
orang yang meneteskan airmata, sulit
membedakan airmata duka ataukah airmata kelegaan yang kita lihat
tersebut, terkecuali kalau kita mengetahui penyebabnya,
kesenangan dapat dibeli sedangkan kebahagiaan
haruslah
diperjuangkan, lawan dari senang
adalah susah, sedangkan lawan dari bahagia bukanlah
susah, dasar dari kesenangan adalah kepuasan dan
hasrat, sedangkan dasar dari kebahagiaan adalah aman,
tenang serta tentram, jika kita berpuasa tentu saja
kita tidak merasa senang, tetapi kita merasa bahagia
karena sedang menabung keamanan serta ketenangan
bekal
akhirat, juga tentram karena berkurangnya dosa-dosa
yang juga menjadi tambahan jaminan akhirat.




Dikarenakan untuk mendapatkan
kebahagiaan kita diharuskan memiliki keamanan,
ketenangan serta ketentraman, maka haruslah diketahui
terlebih dahulu arti sebenarnya dari masing-masing
komponen
tersebut, aman adalah terbebas dari segala macam
ancaman, tenang adalah terbebas dari segala macam
gangguan fisik sedangkan tenteram adalah terbebas dari
segala macam gangguan fikiran, semua komponen tersebut
berkait-kaitan satu sama lain, sehingga untuk
mencapai
salah satunya berarti kita harus pula
mendapatkan yang lainnya.




Ancaman serta gangguan baik fisik maupun
fikiran dapat terjadi baik oleh dunia maupun gambaran
akhirat, untuk urusan dunianya tentu saja kita harus
menjalin silaturahmi yang baik dengan sesama,
sedangkan untuk akhiratnya kita haruslah menjalani
kehidupan ini dengan pola hidup yang islami, dengan
demikian maka akan terjaminlah keselamatan, ketenangan serta
ketentraman dunia serta akhirat kita.




Dengan berusaha untuk
mendapatkan aman, tenang dan tentram tersebut maka akan menjadi
besarlah
kesempatan kita untuk meraih kebahagiaan dalam
kehidupan kita baik didunia maupun kehidupan akhirat
kita, yang kebahagiaan tersebut tidaklah ada kaitannya
dengan senang maupun susah yang senantiasa silih berganti mengisi
kehidupan dunia kita ini.




Kesenangan kita didunia ini tidaklah
menjadikan cerminan kita kepada akhirat, sedangkan kebahagiaan kita
didunia dapat diumpamakan sebagai uang muka kita di
akhirat nanti, atau sebagai gambaran kecil kehidupan
akhirat kita.




Keluarga yang sakinah adalah
keluarga yang bahagia, bukanlah keluarga yang senang riang, banyak
pasangan keluarga muda islam yang mengira bahwa
keluarga sakinah bisa didapatkan dengan mudahnya, tanpa mengira
bahwa untuk mewujudkan keluarga sakinah sangatlah
sulit
sekali, inti kebersamaan dalam pernikahan adalah
saling
memberi serta saling menerima, untuk tidak
saling menuntut dan meminta saja sudah sangat sulit, apalagi saling
memberi, sebab hukum memberi adalah harus mempunyai
yang akan diberikannya, mana mungkin memberikan sesuatu yang kita
tidak
punyai, oleh karena itu tentu saja masing-masing
harus
mempunyai komponen kebahagiaan tersebut untuk
diberikan, paling tidak sebagian sehingga dapat saling
melengkapi komponennya, keluarga sakinah akan dapat melewati
keadaan sulit, senang, kurang harta serta banyak harta dengan
selamat sehingga habisnya waktu yang diberikan oleh Allah, keluarga
sakinah adalah gambaran kecil keluarga surgawi.




Oleh karena itu raihlah kebahagiaan hidup dengan sungguh-sungguh
serta pola hidup islami, agar mendapatkan kebahagiaan kehidupan
akhirati yang kekal.




-=*=-



Tidak ada komentar: