Kamis, 30 Juli 2009

syahadat

Syahadat






Banyak ummat islam yang mengira bahwa
syahadat adalah syarat masuk islam saja, sehingga
karena sudah islam jadi tidak lagi memperhatikan
syahadatnya lagi yang sebenarnya adalah rukun pertama
dari rukun islam, atau dapat dikatakan sebagai fondasi islam, yang
oleh umat islam kebanyakan telah digeser fondasi nya
kepada shalat, yang sebenarnya rukun kedua.







Padahal dilihat dari shalat saja, sehari
akan berapa kali kita mengucap syahadat serta shalawat,
pada saat berdo'a kita akan di tanya, tahu do'a dari
siapa?, melalui siapa?, yang tentu saja akan kita jawab dari dan
punya Allah melalui Rasul Nya, oleh karena itulah do'a seharusnya di
awali dengan Basmallah serta diakhiri dengan shalawat, yang sudah
barang tentu sangat berkaitan dengan syahadat pula.




Kehilangan syahadat banyak terjadi pada
umat islam yang tidak ataupun kurang memeliharanya
sehingga mereka tanpa terasa berusaha mempelajari yang tinggi-tinggi
yang sulit didapat, meninggalkan yang sederhana karena di anggap
kurang ataupun tidak berharga, sehingga pada akhirnya
menjadi ingkar sunnah, yang sebenarnya kehilangan syahadat sama saja
dengan keluar dari islam, sungguh aneh orang-orang ini apakah
terlalu pintar hingga keblinger ataukah memang terkena
penyakit kebodohan, sehingga bersikukuh kepada yang disampaikan akan
tetapi tidak percaya ataupun tidak perduli kepada yang
menyampaikannya, walaupun dalam syahadatnya sebenarnya mereka
bersaksi
bahwa ia telah mengenal Tuhannya yang hanya satu
yaitu Allah melalui rasul Nya yaitu Muhammad Rasulullah SAW yang
berjuluk al amin.




Sebenarnya apapun yang ada
di dunia ini seharusnya senantiasa mengingatkan kita kepada Siapa
yang memberinya serta Siapa yang menciptakannya yang tentu saja
hanya Allah yang Maha Kaya lagi Maha Pencipta, yang kita
mengenalnya melalui Rasul Nya, oleh karena itu sudah
seharusnyalah
apapun didunia ini bila kita mengamati serta
merenungkannya akan senantiasa mempertebal dan memperdalam tingkat
syahadatnya.




Menimang semua alasan di atas sungguh
dengan rendah hati atau tawadhu lah seharusnya kita
menyikapi diri sendiri, agar senantiasa kita merawat syahadat kita
sebaik-baiknya sehingga tidak sampai tergusur ke
jurang kemurtadan, kata bijak menasihati kita bahwa terpeleset itu
disebabkan kerikil yang kecil, bukannya oleh batu yang
tentunya akan terlihat oleh kita sehingga dapat menghindarinya.




Ingatlah bahwa di saat kematian yang
menjadi modal paling utama adalah Tiada Tuhan
Melainkan Allah, yang kita mengetahuinya melalui
Muhammad Rasulullah SAW, sebagai sebaik-baik penyampai.




Semoga mengingat kematian tersebut dapat
senantiasa mengingatkan kita untuk merawat serta
menjaga syahadat kita dengan sepenuh jiwa islam kita, sehingga Allah
berkenan menjadikan sakratul maut yang super sakit
menjadi super mulia, sesuai janji Allah kepada hambanya,
bahwa tiada rasa sakit sebiji zarah pun selain akan
ditambah kemulian orang tersebut.




-=*=-



Tidak ada komentar: